Dua atlet perempuan Australia sedang berkompetisi dalam olahraga berialayar, sebagai ilustrasi. (Foto: VOA)
Kapuasrayatoday.com - Mempelajari tali-temali, berperahu layar bagi pemula merupakan bagian tren baru bagi perempuan muda yang terdorong untuk berlayar sekaligus berolahraga yang secara tradisional didominasi oleh kaum pria.
"Berlayar tidak selalu harus berkaitan dengan fisik, tapi lebih kepada berpikir," kata salah seorang peserta.
Program 'Girls on the Water' adalah inisiatif baru yang bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan partisipasi kaum perempuan tapi juga membangun rasa percaya diri berada di atas air serta mengembangkan keterampilan dalam berlayar.
"Filosofi pribadi saya sebagai seorang pelatih adalah keterampilan itu membawa rasa percaya diri, dan itu menyenangkan," ujar pelatih, Lizzie Rountree.
Klub Sandy Bay Sailing di Hobart, Tasmania, berkeinginan 50 persen dari pesertanya adalah kaum perempuan. Kini, sekitar 25 persen rata-rata jumlah peserta klub layar di tingkat nasional adalah perempuan.
Pada usia 19 tahun, Isabella LeClerc menjadi anggota komite klub perahu layar termuda. Kini Isabella memegang tanggung jawab atas klub perahu layar itu.
"Kami menginginkan lebih banyak perempuan duduk dalam kepengurusan komite dan juga berlayar di atas air, dan di dalam klub perahu layar," kata Isabela.
Dorongan itu datang pada situasi yang penting untuk olahraga air tersebut
Beberapa peluang yang jarang terjadi bagi pelayar yunior ketika kejuaraan layar nasional dan perlombaan nasional lainnya dibatalkan akibat pandemi Covid-19.
"Satu-satunya hal yang hanya ingin dilakukan di sini adalah berlayar bagi anak-anak kami, yang sangat berbeda, amat berbeda," kata kapten pelayaran, Stuart Hamilton.
Mengarungi tujuh samudera di dunia harus menunggu ketrampilan berlayar para pemula tersebut kian terasah. (VOA)